Halaman

Rabu, 30 Mei 2018

BAWANG MERAH GAYO MENJADI VARIETAS UNGGUL NASIONAL

BAWANG MERAH GAYO MENJADI VARIETAS UNGGUL NASIONAL


            Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi yang memiliki sumberdaya hayati beragam namun SDG melimpah tersebut belum banyak dieksploitasi oleh pengguna secara luas. Perhatian terhadap pentingnya sumber daya genetik (SDG) ditanggapi pemerintah dengan menetapkan berbagai kebijakan menyangkut pemanfaatan, penelitian, maupun upaya pelestarian SDG. Kebijakan tersebut antara lain UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam dan Ekosistemnya, UU No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman (Dwiyanto dan Setiadi, 2008), dan UU No 11 tahun 2013 tentang Pengesahan Nagoya Protocol  yaitu tentang akses SDG dan pembagian keuntungan yang adil dan seimbang yang timbul dari pemanfaatan atas konvensi keanekaragaman hayati.
            Menindaklanjuti beberapa aturan di atas BPTP Balitbangtan Aceh bersama Pemerintah Daerah melakukan beberapa uji adaptasi dan konservasi untuk memetakan Sumber Daya Genetik tersebut. Mehran, SP,.M.Si salah satu tim pelepasan varietas dari BPTP Balitbangtan Aceh menjelaskan bahwa diantara SDG yang dieksplorasi adalah varietas lokal Bawang Merah Gayo.
            Pengajuan pelepasan varietas Bawang merah Gayo sangat relevan dengan program Kementerian Pertanian karena bawang merah termasuk salah satu komoditas strategis yang masuk dalam upaya khusus (Upsus) bersama komoditas lainnya seperti padi, jagung, kedelai (pajale), cabe merah, gula dan daging sapi.
            “Dalam rangka mendukung pengembangan program strategis Kementan, Badan Litbang memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan berbagai teknologi bagi pengguna termasuk dalam menyediakan varietas unggul baru” Sebut Mehran disela-sela kunjungan ke lokasi pengembangan bawang lokal Gayo.
            Menurut beberapa petani, keunggulan Bawang merah Gayo antara lain adalah memiliki produksi tinggi yakni mencapai 12 – 13 ton/ hektar dengan potensi hasil 9,9 – 16,83 ton/hektar, umbi per rumpun 6 – 10 umbi, berat rata-rata per umbi 15,25 gram, umur tanaman 72 hari. Keunggulan lain dari bawang merah gayo adalah memiliki daya simpan yang relatif lebih tahan dan dapat ditanam sampai pada ketinggian 1500  mdpl. Sementara ada beberapa varietas lain yang adaptif hanya pada ketinggian tertentu saja.
            Pada tahun 2016, bawang merah Gayo ditanami seluas 173 ha dengan produksi 12.689 kwt. pada tahun 2017, varietas lokal tersebut sudah terdaftar di Pusat Perlindungan Tanaman dan Perizinan Pertanian sebagai Sumber Daya Genetik Lokal. Pada tahun 2018 direncanakan akan dilepas menjadi Benih Unggul Nasional.
            Kaslil, salah satu penyuluh pertanian di kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah menyebutkan bahwa, sudah beberapa tahun terakhir ini dia melakukan budidaya bawang merah lokal tersebut di lahan miliknya dengan menanam varietas lain seperti Bima Brebes, Gelugur, sebagai pembanding. Hasilnya, varietas bawang merah lokal Gayo terbukti dapat beradaptasi dengan baik pada dataran tinggi Gayo dan mempunyai resistensi tinggi terhadap serangan hama dan penyakit. “bawang merah lokal ini memiliki beberapa keunggulan, bentuk umbinya padat, rasa dan aromanya tajam, dan warna umbinya merah mengkilap sehingga menarik minat konsumen”, sebut Kaslil (HY/F).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar